Sistem
Reproduksi I
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme
berbeda antara jantan dan betina. Sistem
reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
Alat reproduksi pada pria a. Sepasang testis, yang terbungkus dalam
kantong skrotum, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon
testosteron b. Sepasang epididimis, saluran panjang berkelok-kelok terdapat di
dalam skrotum
pada wanita ovarium
berfungsi menghasilkan ovum dan hormon (estrogen dan progestron) jika sel telur
pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari
ovarium disebut ovulasi
Pengertian
ANC (Antenatal
Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007)
1.1.2 Tujuan
1) Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi
kehamilan,menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2) Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4) Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu secara optimal
1.1.3 Bukti Kehamilan
1.1.3 Presumtif
(Bukti Subjektif)
1)
Amenorea
2)
Perubahan payudara
3)
Mual & muntah (morning sickness)
4)
Frekuensi berkemih
5)
Leukorea
6)
Tanda Chadwiek’s
7)
Quickening
1.1.3.2
Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan & perubahan uterus
Uterus akan
mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah
menjadi lunak, bentuknya globular.
(1) Tanda Hegar’s
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan
bimanual pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan
konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
(2) Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan
banyaknya air ketuban pada bulan keempat dan kelima, maka jika rahim didorong
dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan, janin akan melenting di dalam rahim.
(3) Braxton hick’s
Adanya kontraksi selama kehamilan
(4) Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada
bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.
(5) Goodell’s
Tanda Goodell’s diketahui melalui pemeriksaan
bimanual. Pada pemeriksaan ini serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan
kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
(6)
Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput
lendir vulva dan vagina terlihat menjadi ungu karena hipervaskularisasi.
(7) McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah
difleksikan satu sama lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.
2)
Perubahan Abdomen
(1) Pembesaran
abdomen
(2) Striae
Gravidarum
(3) Pigmentasi
pada linea nigra
3)
Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Walaupun
pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan positif palsu tetap ada.
1.1.3.3 Absolut (Bukti Positif)
Indikator
pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan
hal-hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
1) Teraba bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat diraba
bagian-bagian dari janin.
2) Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga bisa
membedakan antara pergerakan tangan dan kaki.
3) Terlihat atau teraba gerakan janin
4) DJJ (denyut jantung
janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar dengan stetoskop Laenac,
kardiotokografi, dan Doppler. Teknik auskultasi yang dilakukan dengan benar
dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi seperti bising tali pusat, bising uterus,
dan nadi ibu.
5)
Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin.
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang
1.1.4.1
Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa,
analisis)
3) Pemeriksaan
Swab (Lendir vagina dan servik)
1.1.4.2
USG
1) J jenis
kelamin
2) Taksiran
kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
1.1.5 Pemeriksaan
Kehamilan
Bila HPHT
tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1)
TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2)
Terabanya ballotement di simpisis à 12 mgg
3)
DJJ (+) dg Dopller à 10-12 mgg
4)
DJJ (+) dg fetoscop à 20 mgg
5)
Quickening à 20 mgg
6)
USG
1.1.5.1 Perhitungan Taksiran Partus
(Naegle)
1)
Hari + 7
2)
Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3)
Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
1.1.5.2 Perhitungan Taksiran Berat
Janin
1)
TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2)
TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
1.1.5.3 Frekuensi Kunjungan
1)
Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik &
obstetri, pemeriksaan laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan,
KIE
2)
Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis,
USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam hamil),
vaksin TT I
3)
Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis,
pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
4)
Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
Anamnesis ,
perawatan payudara dan persiapan persalinan
1.1.6
PATOFISIOLOGI
Setiap bulan
wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian terjadi
peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan terjadi
proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi bila
senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu
setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan
berdegenerasi dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid. Apabila
terjadi pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi penyatuan
kedua pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami pembelahan
(mitosis).
Nidasi adalah
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula
diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis). Kemudian terbentuk
plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang kemudian menjadi janin
pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan peningkatan hormon estrogen
dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak perubahan fisik pada ibu sehingga
ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi perubahan pola seksualitas. Selain
itu, juga mempengaruhi sistem urinarius, sistem pernapasan, sistem pencernaan
dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada
sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter.
Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih
menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas dapat menyebabkan resiko
tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya usia kehamilan, maka
besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada traktus urinarius sehingga
bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal dan frekuensi BAK menjadi
lebih sering.
Pada sistem
pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru terdesak oleh
pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga terjadi
ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem
pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan uterus sehingga
menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-hormon dalam tubuh
yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini dapat mempengaruhi status
nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan beresiko defisit volume
cairan dan elektrolit.
Proses
kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu terjadi hemodilusi
yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam darah ibu. Ibu menjadi
mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun, dapat menyebabkan
pingsan (hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan dapat mengganggu
aktivitas.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
ANC
1)
Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah,
sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan
kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya
2) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
(1)
Keadaan umum
Dengan
inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan
panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya
pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),
kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2)
Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan
faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari
145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
(3)
Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan
rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan
berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan
total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
(4)
Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator
kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
(5)
Tanda-tanda vital
-
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80
kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC
dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi
napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
(6)
Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7)
Payudara
-
Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak
simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
-
Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
-
Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
-
Retraksi akibat adanya lesi
-
Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8)
Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan
Leopold :
Leopold I :
-
Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
-
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
-
Konsistensi uterus
Leopold II :
-
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
-
Menentukan letak punggung janin
-
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
-
Menentukan bagian terbawah janin
-
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
-
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
-
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
(9)
Tangan dan kaki
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
-
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper.
(10)
Pemeriksaan panggul
a. Panggul : genital luar
-
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
-
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan
masa atau cairan kista
b.
Panggul : menggunakan spekulum
-
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks
sudah membuka atau belum
-
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul : pemeriksaan bimanual
-
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan
rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
-
Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina
untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta
adanya masa.
3)
Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
Dari Janin :
-
Djj pada bulan ke 4-5
-
Bising tali pusat
-
Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
-
Bising rahim
-
Bising aorta
-
Peristaltik usus
4)
Pemeriksaan Dalam
(1)
Vaginal Toucher (VT)
(2)
Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai
:
-
Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
-
Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
-
Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
1.2.2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.2.2.1
Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi
terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria
Hasil :
(1)
Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2)
Mengikuti diet yg dianjurkan
(3)
Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4)
Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )
2)
Intervensi :
(1)
Tentukan asupan nutrisi per 24 jam R/ Memenuhi
nutrisi ibu
(2) Kaji
tentang pengetahuan kebutuhan diet R/Dasar
memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3)
Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan
ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4)
Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan
kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang dianut oleh ibu
(5)
Timbang BB & kaji BB pregravida
R/
Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal meningkatkan
risiko IUGR
(6)
Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi
peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7)
Tinjau tentang mual & muntah
R/
Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur
pembesaran uterus
R/
Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9)
Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
1.2.2.2
Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan
muntah
1) Tujuan
:
Cairan
terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan
untuk menurunkan frekwensi &
keparahan mual/muntah
(2)
Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3)
Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
3) Intervensi
:
(1)
Auskultasi DJJ
R/
Mengidentifikasi keadaan janin
(2)
Tentukan beratnya mual/muntah
R/
Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3)
Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan
tindakan intervensi untuk diet
(4)
Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi
kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa,
TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran
mukosa yang kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi
1.2.2.3
Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas
efektif
2)
Kriteria Hasil :
(1)
Melaporkan penurunan keluhan sesak
(2)
Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
3) Intervensi :
(1)
Kaji status pernapasan
R/
Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
(2)
Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat
adanya keluhan pernapasan
(3)
Kaji kadar HB Ã tekankan
pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah
rendah, aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan
sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak
(4)
Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk
mampu mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat
berkurang
(5)
Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
1.2.2.4
Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
2) Kriteria
Hasil :
(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan
dan menghilangkan ketidaknyamanan
(2)
Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
3) Intervensi :
(1)
Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui
penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
(2)
Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui
perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3)
Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah
kenyaman ibu
(4)
Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada
rahim yang dapat menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5)
Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada
saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin
& intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi
yang akan menambah keparahan hemoroid
R/ Memberikan
kenyaman pada ibu
(7)
Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat
sehingga menyebabkan kelelahan pada ibu
(8)
Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah
pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
1.2.2.5 Perubahan
pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
1) Tujuan
Seksualitas
terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
2)
Kriteria Hasil :
(1)
Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
(2)
Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3)
Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
3) Intervensi :
(1)
Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/
Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
(2)
Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui
perubahan seksualitas selama kehamilan
(3)
Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/
Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam hamil yang
tidak mengganggu kehamilan
(4)
Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting susu,
orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I
kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan abortus
1.2.2.6
Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
1) Tujuan :
Konstipasi
tidak terjadi
2) Kriteria Hasil :
(1)
Mempertahankan pola fungsi usus normal
(2)
Mengidentifikasi perilaku beresiko
(3)
Melaporkan tindakan untuk meningkatka
eliminasi
3)
Intervensi :
(1)
Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/
Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2)
Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi
dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3)
Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi
serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4)
Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan
dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan membantu merangsang
terjadai BAB
(5)
Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah
terjadi konstipasi berlanjut
1.2.3 EVALUASI
1)
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2)
Cairan terpenuhi secara adekuat
3)
Pola napas efektif
4)
Rasa nyaman terpenuhi
5)
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6)
BAB lancar
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk perencanaan
dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton,
Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC:
Jakarta.
Hidayati,
Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta
: Salemba Medika.
Mochtar,
Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi.
EGC: Jakarta.
Rusari.
(2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/
(2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/
(2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/